Warning: Hanya sebuah curhatan dari seorang maba/mahasiswa baru Universitas Braw*jaya yang ingin segera disebut cece UB tapi tak kunjung mulai ospek di saat teman-temannya sudah mulai berkutat dengan tugas kuliah pertama mereka
Warning di atas itulah yang memembuat saya seringkali tersandung meskipun usaha sudah dimulai sejak Mei kemarin, tepatnya pada saat saya mulai menjadi pengangguran friksional*.
Konon salah satu teman saya berkata pada saya, "aah, sudahlah, nanti di kuliah kan pasti ketemu yang lebih baik." Tapi bagaimana jika kamu tidak kunjung mulai kuliah?
Menghabiskan waktu di rumah sambil menghitung hari tanpa mengerjakan apapun memang memberi ruang yang cukup luas untuk datangnya pikiran-pikiran aneh yang tidak baik. Pikiran-pikiran itu seringkali muncul ketika melihat
recent updates BBM atau
timeline Line. Belum lagi saat sedang asyik berkendara di tengah jalan dan kemudian melihat plat nomor
Innova yang bertuliskan inisial namanya, melihatnya seperti membangkitkan kenangan lama yang menyakitkan di sini--begitu kata
meme-meme di internet.
Meskipun begitu, ada juga saat-saat di mana kenangan itu tidak muncul.
Kapan?
Sejujurnya, 80% dari hari-hari menganggur itu terisi oleh hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengannya. Tidak, bukan 80%. Mungkin 90 hingga 95%?
Ya, mungkin sebetulnya saya sudah tinggal beberapa langkah menuju keberhasilan.
Saya masih ingat ketika masa-masa SMA yang belum lama saya lalui ini, bagaimana setiap jam hanya ada dia di 'sini'. Bisa dibilang 50% waktu saya hanya untuk memikirkannya yang sebenarnya hanya memberi 50:50 sinyal kepada saya. Dan waktu 50% itu saya gunakan untuk memikirkan peluang yang hanya setengah itu...setelah dipikir-pikir lagi mungkin saat itu saya memang agak ceroboh.
Selama proses dari mulainya move on hingga pembuatan tulisan ini, ada tiga faktor yang saya temukan.
Yang pertama adalah kemauan, kedua sugesti, dan yang ketiga adalah kondisi.
Mengapa melupakan orang yang hanya satu saja membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan?
Itu karena kamu masih punya kemauan.
Dalam hati yang paling dalam, kamu masih mencintainya. Dan kamu berharap dia juga membalas cintamu.
Sugesti?
Itu yang membutakanmu.
Hanya melihat senyumannya saat kamu berpapasan dengannya di depan kelas sudah membuatmu beranggapan kalau dia juga menyukaimu. Dia yang sering tersenyum malu di depan teman-temannya saat kamu lewat membuatmu berpikir kalau dia sedang membicarakanmu. Pandangan hangatnya kepadamu sering kamu salah artikan sebagai bentuk perhatian--padahal dia memang selalu begitu.
Kondisi...setiap hari bertemu dengannya di kelas, di gang kecil letak kosnya, dan tempat-tempat lainnya membuatmu sulit melepaskan pandangan dan pikiranmu darinya.
Lalu bagaimana kamu harus melupakannya?
Tiga faktor tadi itulah, jika kamu pandang dari sisi yang berbeda, merupakan jawaban atas rahasia besar ini.
Kemauan--tanamkan dalam pikiranmu kalau kamu mau melupakannya. Ini adalah faktor yang paling utama. Katakan kepada Tuhan kalau kamu memang sudah berniat akan melupakannya--Ia akan membantumu melalui jalan yang tidak akan pernah bisa kamu bayangkan sebelumnya.
Dua hal berikutnya merupakan dua hal yang menunjang terlaksananya hal pertama.
Sugesti--anggaplah selama ini dia tidak pernah menyukaimu, sesedikit pun. Sebaliknya, bentuk perhatiannya selama ini hanyalah caranya untuk mengerjaimu, karena dia tahu kamu menyukainya dan perasaanmu adalah sebuah mainan yang menyenangkan baginya.
Kondisi--bukankah kalian sekarang sudah jauh? Dia di sana, kamu di sini. Kita sudah mempunyai kehidupan masing-masing sekarang. Buatlah kondisi yang tidak memungkinkanmu untuk mengingatnya kembali. Kalau kamu merasa menghapus semua foto, lagu, atau kenangan antara kalian berdua terlalu kejam, tidak apa-apa. Simpanlah semua itu dalam satu sudut terdalam di komputermu atau HPmu. Kalau kamu tergoda untuk membukanya, ingatlah kembali poin pertama dan kedua.
Niscaya, dia sudah lenyap sepenuhnya dari hatimu sebelum kamu menyadarinya.
dari seseorang yang menolak disebutkan namanya
didedikasikan untuk sahabat-sahabatnya:
NNS-UK Petra Surabaya
AA-Institut Teknologi Bandung
RA-Universitas Ma Chung Malang
AV-SMAK Cor Jesu Malang
dan seribu orang di luar sana yang masih berjuang dalam kesendiriannya
*pengangguran friksional: pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar
kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.