Bagaimana Caramu Membaca Alkitab ( 1 )
Ini adalah tulisan yang seharusnya kubuat beberapa bulan dan bahkan beberapa tahun yang lalu.
Alasan tidak kulakukan lebih cepat BUKAN karena malas atau
tidak ada waktu, tetapi karena sampai sekarang pun aku masih setengah-setengah
melakukannya. Sehingga jika kutulis, maka tulisanku hanyalah akan menjadi
tulisan yang tidak punya arti dan tidak ada makna yang mendalam atau tidak
mempunyai suatu nilai positif yang perlu dibagikan.
Jadi, tidak perlulah
kutulis kalau cuma seperti itu.
Tulisan ini berkutat mengenai membaca Alkitab setiap hari. Kapan waktu yang tepat untuk membaca Alkitab? Pagi hari-kah? Jam berapa kalau pagi? Malam hari-kah, jam berapa? Setiap hari-kah? Itu pertanyaan BESAR-nya. Dalam pelaksanaannya, perlukah berdoa dulu? Perlukah mandi dulu? (jika kamu tahu apa yang aku maksud).
Ide membaca Alkitab dimulai ketika waktu di kost, waktu ga
ada kuliah, ga ada tugas, teman kost semua pada pergi. Terus aku ngapain?
Kutekadkan untuk berbuat sesuatu yang berguna - yaitu memulai membaca Alkitab,
karena kupikir - setidaknya dalam hidupmu kamu pernah membaca Alkitab dari
awal sampai akhir lengkap, bukan cuma sedikit-sedikit sewaktu kita baca
renungan atau ayat bacaan di kebaktian. Itupun kadang aku juga ga mendengarkan
apalagi ikut membaca. (kamu pasti pernah atau sering begitu kan?)
Lalu mulailah aku membaca dengan metode mainstream yaitu
membaca dari kitab Kejadian dan urut kebelakang. Ohh… halaman awal-awal menarik
karena seperti membaca novel atau cerita sekolah minggu, ada cerita Adam dan
Hawa lalu cerita Yusuf,dll.
Tunggu aja kalau kamu sampai kitab Bilangan…. Disitulah
tantangan mulai muncul dan akhirnya menyerahlah aku. (Ini bacanya ga dalam satu
hari lho ya - kok tahu” udah sampai Bilangan). Skip, loncati - loncati…. Duhh banyak
banget, loncati aja - aku ga terlalu pandai dalam bidang Matematika juga.
Mungkin Tuhan juga mentoleransi orang-orang seperti aku…..
Yah… ternyata
setelah Bilangan, yang aku loncati itu…. berikutnya aku di uji kesabarannya.
Karena ternyata setelah Bilangan ada Ulangannya X_X ….. mana ga belajar lagi… Pfftth…
(yeah aku tahu urutannya, sekedar bergurau biar kamu ga bosen baca tulisan
ini).
Setelah beberapa bulan aku mulai menggunakan metode quick count….
Eh bukan, metode peek-a-boo… Sewaktu membaca perjanjian lama, aku juga
curi-curi baca perjanjian baru. Dengan begitu aku tidak menjadi seperti
pustakawan - which is boring - yang harus membaca buku dari halaman depan sampai akhir dengan urut
(yah memang seharusnya begitu yah… kecuali buku terbitan jepang dan bahasa arab
yang bacanya dari belakang). Sampai pada akhirnya karena sudah mau lulus, malu
dong kalau pulang tetapi belum mengantongi ijazah “TELAH MEMBACA ALKITAB DARI
AWAL SAMPAI AKHIR”… akhirnya aku kebut dan borong semua halaman-halaman yang
belum terselesaikan itu.
Hasilnya? Ya cepat selesai, apakah ingat yang dibaca? Jangan
bercanda kamu, tentu saja tidak ingat - kan tidak dihapalkan.
Yah begitulah
ceritanya bagaimana aku membaca Alkitab.. sekarang meskipun kelihatannya banyak
waktu luang, aku ingin membaca kembali ayat-ayat yang aku loncati dulu itu,
sayangnya aku sudah lupa ayat yang mana…. Dan untuk mencarinya lagi, aku harus
memulai membacanya kembali dari awal…. yang mana aku masih malas untuk
melakukannya…. (karena sudah punya ijazah - ngapain ngulang?)
NB : Buat adik”-ku yang kost, ikuti langkahku dengan membaca
Alkitab sewaktu tidak ada tugas atau kuliah…. jangan habiskan separuh waktu lenggangmu
dengan ke mall dan mencoba warung baru yang murah. (karena lauknya dibuat dari
ayam tiren/mati kemaren dan obat bius lainnya sampai 100%)
Satu lagi, kalau kamu meloncati bacaan Alkitabmu, catatlah
dibuku kecil. Supaya jika suatu saat kamu ingin membaca ayat yang itu, tidak
perlu mengulangnya dari awal kembali. Okey… hopefully tulisanku menjadi
inspirasimu, dan hopefully tulisan ini ada trilogi-nya. Ja ne… じゃあね
~ Kontributor Number 5

Tidak ada komentar:
Posting Komentar