Rabu, 20 Agustus 2014

Bagaimana Caramu Membaca Alkitab ( 1 )

 

Bagaimana Caramu Membaca Alkitab ( 1 )

 

Ini adalah tulisan yang seharusnya kubuat beberapa bulan dan bahkan beberapa tahun yang lalu.

 Alasan tidak kulakukan lebih cepat BUKAN karena malas atau tidak ada waktu, tetapi karena sampai sekarang pun aku masih setengah-setengah melakukannya. Sehingga jika kutulis, maka tulisanku hanyalah akan menjadi tulisan yang tidak punya arti dan tidak ada makna yang mendalam atau tidak mempunyai suatu nilai positif yang perlu dibagikan.
Jadi, tidak perlulah kutulis kalau cuma seperti itu.

Tulisan ini berkutat mengenai membaca Alkitab setiap hari. Kapan waktu yang tepat untuk membaca Alkitab? Pagi hari-kah? Jam berapa kalau pagi? Malam hari-kah, jam berapa? Setiap hari-kah? Itu pertanyaan BESAR-nya. Dalam pelaksanaannya, perlukah berdoa dulu? Perlukah mandi dulu? (jika kamu tahu apa yang aku maksud).



Ide membaca Alkitab dimulai ketika waktu di kost, waktu ga ada kuliah, ga ada tugas, teman kost semua pada pergi. Terus aku ngapain? Kutekadkan untuk berbuat sesuatu yang berguna - yaitu memulai membaca Alkitab, karena kupikir - setidaknya dalam hidupmu kamu pernah membaca Alkitab dari awal sampai akhir lengkap, bukan cuma sedikit-sedikit sewaktu kita baca renungan atau ayat bacaan di kebaktian. Itupun kadang aku juga ga mendengarkan apalagi ikut membaca. (kamu pasti pernah atau sering begitu kan?)

Lalu mulailah aku membaca dengan metode mainstream yaitu membaca dari kitab Kejadian dan urut kebelakang. Ohh… halaman awal-awal menarik karena seperti membaca novel atau cerita sekolah minggu, ada cerita Adam dan Hawa lalu cerita Yusuf,dll. 

Tunggu aja kalau kamu sampai kitab Bilangan…. Disitulah tantangan mulai muncul dan akhirnya menyerahlah aku. (Ini bacanya ga dalam satu hari lho ya - kok tahu” udah sampai Bilangan). Skip, loncati - loncati…. Duhh banyak banget, loncati aja - aku ga terlalu pandai dalam bidang Matematika juga. Mungkin Tuhan juga mentoleransi orang-orang seperti aku….. 

Yah… ternyata setelah Bilangan, yang aku loncati itu…. berikutnya aku di uji kesabarannya. Karena ternyata setelah Bilangan ada Ulangannya X_X ….. mana ga belajar lagi… Pfftth… (yeah aku tahu urutannya, sekedar bergurau biar kamu ga bosen baca tulisan ini).


Setelah beberapa bulan aku mulai menggunakan metode quick count…. 

Eh bukan, metode peek-a-boo… Sewaktu membaca perjanjian lama, aku juga curi-curi baca perjanjian baru. Dengan begitu aku tidak menjadi seperti pustakawan - which is boring - yang harus membaca buku dari halaman depan sampai akhir dengan urut (yah memang seharusnya begitu yah… kecuali buku terbitan jepang dan bahasa arab yang bacanya dari belakang). Sampai pada akhirnya karena sudah mau lulus, malu dong kalau pulang tetapi belum mengantongi ijazah “TELAH MEMBACA ALKITAB DARI AWAL SAMPAI AKHIR”… akhirnya aku kebut dan borong semua halaman-halaman yang belum terselesaikan itu. 

Hasilnya? Ya cepat selesai, apakah ingat yang dibaca? Jangan bercanda kamu, tentu saja tidak ingat - kan tidak dihapalkan. 

Yah begitulah ceritanya bagaimana aku membaca Alkitab.. sekarang meskipun kelihatannya banyak waktu luang, aku ingin membaca kembali ayat-ayat yang aku loncati dulu itu, sayangnya aku sudah lupa ayat yang mana…. Dan untuk mencarinya lagi, aku harus memulai membacanya kembali dari awal…. yang mana aku masih malas untuk melakukannya…. (karena sudah punya ijazah - ngapain ngulang?)


NB : Buat adik”-ku yang kost, ikuti langkahku dengan membaca Alkitab sewaktu tidak ada tugas atau kuliah…. jangan habiskan separuh waktu lenggangmu dengan ke mall dan mencoba warung baru yang murah. (karena lauknya dibuat dari ayam tiren/mati kemaren dan obat bius lainnya sampai 100%)
Satu lagi, kalau kamu meloncati bacaan Alkitabmu, catatlah dibuku kecil. Supaya jika suatu saat kamu ingin membaca ayat yang itu, tidak perlu mengulangnya dari awal kembali. Okey… hopefully tulisanku menjadi inspirasimu, dan hopefully tulisan ini ada trilogi-nya. Ja ne… じゃあね 

~ Kontributor Number 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar