Minggu, 19 Oktober 2014

Bagaimana Caramu Membaca Alkitab ( 3 - habis )


Ini artikel lanjutan dari Bagaimana Caramu Membaca Alkitab bagian 1 dan 2.
Sedikit review, di bagian 1 kita sudah bicara tentang ide-ide mengapa kita  membaca Alkitab. 
Di bagian 2 kita lebih fokus ke hal teknis bagaimana "cara" kita membaca.

Nah, pada sesi 3 ini, saya akan berbagi tentang hal yang penting dalam hal membaca Alkitab.

Suatu ketika (udah lama banget) saya ke toko buku sebut aja toko buku "Grandmadia" dan menemukan buku yang judulnya saya lupa, tetapi masih ingat buku itu berbicara mengenai cara membaca cepat/speed reading.

 Karena saya tahu, tambah lama saya tambah tua - dan orang yang udah tua otomatis tidak dapat berjalan cepat, maka saya putuskan untuk TIDAK membeli buku itu ( kalo udah tua ya terima sajalah )... yeahh right, rambut belum putih kok ngaku2 tua... hahaha.

ATAS > Alkitab sehari", isinya tiap hari
membaca PL,PB,Mazmur dan Amsal.

Jadi sewaktu saya baca ditempat saya menemukan kata2 yang intinya begini : Kalau kamu membaca tanpa tujuan, maka kamu lebih lama membacanya. Tetapi kalau kamu membaca dengan tujuan mencari tahu sesuatu, maka kamu pasti membacanya lebih cepat dan lebih memahami.

Saya pikir benar juga kan, misal kalian baca novel - kan pengen tahu kelanjutan ceritanya bukan. Sehingga kalian balik2 halamannya tahu2 udah separo buku. Lain jika kalian baca buku pelajaran sejarah, meskipun ada ceritanya (misal tentang majapahit) tetapi kalian membaca kan hanya sekedar dibaca dan dipelajari, terasa boring kan?

saya berani pastikan 90% dari kalian, setelah buku sejarah itu habis kalian ga akan menggali dan mencari tahu lebih lanjut tentang Majapahit kan? Ga akan mencoba ke museum untuk mempelajari lebih lanjut kan?

Begitu juga halnya dengan membaca Alkitab, tujuan kalian baca apa?

Kalo cuma buat memenuhi janji membaca Alkitab setahun terbaca semua - tentu kalian bangga, meskipun ga mengerti apa yang ditulis disitu -asal membacanya selesai, job is done. Seperti yang sudah ditulis di artikel bagian 1, dimana ide membacanya lemah banget, cuma buat gengsi2an karena pernah baca Alkitab. ( istilah bahasa inggrisnya adalah hear but not listen ).

Kalo kamu cinta Tuhan, berarti kamu pengen menyenangkan hatiNya.

Caranya ya cari tahu apa yang Tuhan suka dan ga suka. Kadang memang bahasa di Alkitab susah dimengerti - karena kita kan bukan anak sekolah Theologia, sehingga kita perlu untuk bertanya dan mempelajari isi dari suatu perikop tsb. Sounds boring right? baca 2 pasal tiap hari aja udah banyak banget, kok masih mau mempelajarinya tiap ayat.

But actually, it becomes more and more interesting. 
(some might called it sexy - even though it  is not an appropriate word to describe it)

Why interesting ? misalnya ya... ketika kalian baca silsilah Yesus, hanya sekedar baca aja kelihatannya kok boring, ini manak itu, itu manak ini, dst. Tapi kalo dibaca satu aja, terus dicari tahu nama itu background cerita di PL apa? menarik lho, bahwa nenek moyang Yusuf dan Maria itu ga semua orang baik, ada yang pelacur, ada yang penipu, pembunuh. ( bicara tentang GEN/DNA ). Plus ada yang namanya Ahas, ternyata Ahas itu ga cuma nama orang, tapi juga nama bengkel resmi sepeda motor merk Honda. Menarik kan? kalo kalian pelayanan di komisi remaja, bisa dibuat pertanyaan kuis kalo persekutuan.

Yah tentunya, kalian ga bisa ngadain kuis dengan satu pertanyaan aja.

Makanya kalian harus pelajari Alkitabmu lebih sering dan lebih teliti. Mau tahu gimana cara belajar Alkitab, kalian search aja di google tentang bible commentary. Nanti kalian menemukan bahwa ternyata ada orang2 yang doyan komentar mengenai isi dari Alkitab.

Dan mereka mengomentari Alkitab dari kejadian sampai wahyu lengkap. Bahkan ga cuma 1 versi aja ini bible commentary, tapi ada banyak.


Sekali lagi, kita kan bukan orang yang belajar Theologia dan membaca commentary yang banyak = bukan level kita. Kalau saya pribadi, lebih memilih membeli Alkitab yang dwi bahasa, inggris indonesia - kadang saya mendapati membaca bahasa inggrisnya lebih mengerti apa yang dimaksud di perikop itu dan kadang lebih tepat kosakata yang dipakainya. Misalnya, seperti minyak dikepala Harun yang meleleh sampai ke janggut. 

ATAS > untuk cowok remaja. Ada 
study ayat yang penting, ada 
penjelasannya jg.
Worthed to buy, buat Girls jg ada.

Masak kepala Harun itu panas banget ya, sampai minyaknya meleleh - itu minyak atau lilin sih? atau eskrim kok leleh? Coba kalian baca sendiri versi inggrisnya bilang apa (search psalm 133).


Itu baru bahasa inggrisnya, belum bahasa aslinya... kalo yang ini, tanya kakak" yang sekolah Theologi aja.

Saya harap kalian mengerti dengan tulisan ini bahwa TUJUAN dari membaca itu adalah hal yang paling utama untuk kita cari.  

Semoga tujuan yang kalian cari itu baik dan mulia juga bukan tujuan yang lemah. After all, apakah kita benar2 cinta Tuhan, ataukah Tuhan cinta kita dan kita jual mahal? #5

Please comment/subscribe... 




ATAS> Isi dari Life Apps Bible, 
ada sharing dari anak2 remaja 
dlm kehidupan sehari" disertai
ayat sebagai petunjuk problem
solving.


=====================================================================
This writing is dedicated to my beloved best friend who is now in heaven. She gave me "Everyday Bible" on my birthday - which I don't really appreciated at that time, and less than a year later she passed away . 
So it kinds of reminds me about her everyday and about words of God, because on the front page she drew me a picture with some words on it, which I share in below

I planned to read that bible without skipping it, and if I don't understand - I have to read it all over and over again don't I ? It is a lifetime learning you know... everyday you will be enlightened by the same passage but with different understanding... everyday...EVERY! DAY!












Sabtu, 11 Oktober 2014

Talkshow KPR 11 Oktober 2014





Hai haii babatersss...jumpa lagi dengan saya yang baru aja ngepost kemarenn hahhahahaa...baru aja nih pulang dr acara talkshow KPR dan ternyata dari acara satu ini saya mendapat banyak berkat dan pengetahuan baru tentang kehidupan pernikahann...apa sajakah ituu?? Berikut ini adalah beberapa hal yang sempat tercatat *karena ada yg kelewatan hahaha* cekidot gaess


Bagian 1: Tentang pacaran

Pacaran adalah masa-masa untuk mengenal pasangan untuk menuju ke jenjang pernikahan, karena itu pacaran bukanlah saat untuk bermanja-manja dengan pasangan tapi merupakan masa penting yang nantinya sebagai bekal ketika sudah menikah nanti. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan saat pacaran.

1. Komunikasikan segalanya
Hal terpenting dalam pacaran adalah saling keterbukaan -- jika pasangan menerima kelemahan kita apa adanya, itu artinya dia memang orang yang cocok untuk kita :) sesungguhnya lebih baik putus saat pacaran daripada bercerai saat sudah menikah (Kak Ivonne).

Mungkin bisa jadi suatu saat nanti kita lelah dengan keburukan pasangan, terutama bagi yang sudah berpacaran cukup lama (di sini kasusnya 5 tahun). Kalau kita disuruh menyebutkan kelemahan pasangan kita bisa menyebut dari A-Z dan rasanya ingin putus saja, tapi kalau kita putus dan bertemu dengan orang baru, tentunya kita tidak akan menemukan kelemahan yang sama lagi bukan? Kita akan mulai dari awal lagi dan menemukan kelemahan-kelemahan lain lagi -- daripada begitu, mengapa tidak belajar untuk mencoba mengerti kelemahan pasangan yang sudah kita ketahui dan belajar untuk menerimanya apa adanya? :)

Selain itu, hal-hal lain yang perlu dikomunikasikan adalah masa depan saat berkeluarga. Dalam salah satu kasus, si Suami menikah bertujuan untuk meneruskan garis keturunan, tapi saat sudah menikah, ternyata si Istri mandul -- hal-hal demikian perlu menjadi perhatian juga. Bagaimana kalau ternyata tidak bisa punya anak? Bagaimana kalau begini? Bagaimana kalau begitu? Sanggupkah pasangan kita menjaga komitmen jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan?

2. Jaga batas-batas pergaulan
Di zaman yang semakin modern ini pergaulan anak muda menjadi semakin bebas dan tak terkendali. Ingat bahwa pacaran itu serius dan bukan sekadar untuk main-main atau pelampiasan. Lakukan yang harus kita lakukan setelah menikah, bukan sebelumnya.

3. 'Kepo'in!
Sebuah pernikahan bukan hanya penyatuan dua pribadi tapi juga penyatuan dua keluarga yang berbeda. Karena itu dalam sebuah hubungan kita perlu mengetahui latar belakang keluarga pasangan kita. Bagaimana dia dibesarkan? Bagaimana keadaan keluarganya? Apakah dia dibesarkan dalam lingkungan Kristen yang taat? Hal ini perlu menjadi poin utama dalam mengepoin calon pasangan hidup. Jika pasangan dibesarkan dalam lingkungan Kristen yang taat dan sudah memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan, secara otomatis dia pasti akan mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan sebagai pasangan. Jangan mau dengan orang Kristen yang ikut-ikutan atau yang abal-abal, pasti dia tidak sedalam orang yang benar-benar Kristen.

Kesimpulan:
Pacaran yang baik adalah sekali seumur hidup, jangan terpengaruh godaan teman untuk pacaran sebelum waktunya karena bisa saja nantinya terjadi sesuatu yang bisa berdampak buruk di masa depan. Tunggu saja waktunya Tuhan, Ia akan memberikan kita pasangan yang terbaik :). Karena putus itu sakit, kita nggak mau kan disakiti oleh orang yang kita cintai? :)
  

Bagian 2: Tentang pernikahan

1. Usia ideal untuk pernikahan
Umur yang baik untuk pernikahan itu:
a. Cowok lebih tua dari ceweknya karena cewek biasanya lebih cepat dewasa daripada cowok. Menurut teori, untuk cowok usia yang baik adalah sekitar 27 sedangkan untuk cewek adalah sekitar 23.
b. Jangan terlalu tua, karena nanti akan sulit jika kita sudah pensiun tapi anak-anak kita masih sekolah.
c. Jangan terlalu muda juga karena nanti masih belum dewasa dan masih labil.
d. Jangan kejar tayang atau menikah terburu-buru karena umur sudah banyak! Kalau memang oleh Tuhan kita dipertemukan dengan jodoh pada saat umur 30an, tidak apa-apa karena itu memang yang terbaik dari Tuhan :)

2. Mungkinkah terjadi kebosanan dalam kehidupan pernikahan?
Pernikahan terjadi karena adanya komitmen untuk saling menyayangi satu sama lain sampai akhir hayat, jadi sembencekno mbenceknonya pasangan tetap kita harus menerimanya. Seiring berjalannya waktu dan semakin lamanya umur pernikahan, kedua belah pihak akan semakin dewasa dan ternyata semakin direkatkan oleh Tuhan sehingga kebosanan itu tidak akan terjadi :) Justru saat usia pernikahan itu sudah banyak, cinta antar pasangan akan semakin dalam sehingga "yang paling tante takutkan sekarang ini adalah ditinggal om" (Bu Maria).

3. Lebih banyak persamaan atau perpedaan dengan pasangan?
Pasangan yang diberikan oleh Tuhan pada kenyataannya sifatnya berbeda 180 derajat dengan kita. Awalnya itu dapat memicu pertengkaran, tapi kita harus belajar untuk menerima pasangan kita apa adanya, bukan? :) Jangan juga berusaha untuk merubah pasangan, karena pada usia 20 tahun sifat manusia biasanya sudah tetap, tapi terimalah dan coba berikan pada pasangan apa yang pasangan ingin lakukan pada kita :) Bayangkan kalau suami-istri sama-sama cerewet, runyam kan? :)

Kesimpulan:
Pasangan yang diberikan oleh Tuhan adalah pasangan yang terbaik untuk kita -- kita tidak perlu mencari karena nantinya Tuhan sendiri yang akan menunjukkan pasangan untuk kita :) dan jika pasangan itu diberikan oleh Tuhan, percayalah bahwa pernikahan itu akan berakhir dengan happy ending dimana kita tidak lagi berpikir untuk memusatkan kebahagiaan pada diri kita sendiri, tapi "papi seneng kalo mami sama anak-anak seneng" (Pak Andreas). Nggak perlu ngiri dengan pasangan yang sudah opa-opa oma-oma tapi masih langgeng pernikahannya dan berpikir, duh cari suami/istri kayak gitu di mana ya? Nggak perlu, karena nantinya saat pasangan itu memang diberikan oleh Tuhan, kita akan mendapatkannya :) Syaratnya kita cuma perlu berserah pada Tuhan dan biarkan Tuhan yang menunjukkan pasangan itu untuk kita, niscaya kita akan mendapatkan happy ending itu :)


-Yosi Lau

Jumat, 10 Oktober 2014

Why, God?

Suatu hari pernah nggak sengaja buka recent updates di BBM dan nemu DP salah satu anak yang bertuliskan kayak gini:

stop saying, "dear God, I have a big problem".
say, "Hey problem, I have a big God! :)"

Entah DP itu aku save apa nggak (kayaknya nggak) tapi aku inget banget kata-katanya kayak gitu. Kesan pertama aku waktu mbaca ini, ah, ini kayak pesan buat anak-anak. Tapi kali ini aku mau share dua kasus (dua duanya based on a true story) yang membuktikan kalo kata-kata di DP itu benar dan bukan sekedar pesan buat anak-anak.

Kasus 1:
Di suatu sore yang agak berangin salah satu anak KR tiba-tiba ngepost di timeline Line-nya stiker Moon yang lagi marah besar sehingga mengundang tanda tanya anak KR lainnya di grup Line KR. Grup yang biasanya terisi guyonan dan saling bully itu mulai menjadi ladang curhatan si anak KR yang bad mood berat itu tadi. Usut punya usut, ternyata dia baru aja dapat tugas presentasi dari gurunya dimana nilai itu dipakai sebagai nilai UTS, dan si anak ini tadi merasa fail karena temen presentasinya kerjanya nggak maksimal. Bayangin aja, si anak satu ini udah kerja keras mencurahkan segenap tenaga jiwa dan raganya untuk presentasi ini sampai rela begadang malem-malem nggak tidur sedangkan temannya terkesan santai banget dan konon nggak ngebantu si anak KR ini sama sekali, bahkan dia juga nggak ngehafalin materi presentasinya. Akhirnya presentasi jadi gak maksimal dan ketika satu kelas pada berhura-hura ngerayain suksesnya presentasi mereka, si anak KR ini harus menelan pil pahit karena presentasinya nggak sesukses dan sebanding dengan usahanya.

Kasus 2:
Pukul 3 pagi itu bener-bener jadi mimpi buruk buat Mr. X si anak KR. Rasanya pingin banget ngebanting HP tak berdosa di tangannya yang berisi jarkom (jaringan komunikasi alias broadcast message) dari ketua kelas kalau acara camp sekolahnya (sekolah Kristen nih ceritanya) tiba-tiba dimajuin satu minggu -- bertepatan dengan acara camp gereja yang diikutin juga sama gebetannya. Sontak dia langsung loncat-loncat nggak karuan dan marah-marah sendiri soalnya dia kan nggak bisa apa-apa karena camp sekolah wajib diikuti sama semua anak di sekolah dan guru agama mereka menyuruh mereka membuat laporan dari tiap sesi di camp itu untuk dijadikan nilai agama. Kalau dipikir-pikir kan pasti lebih penting camp sekolah soalnya masuk nilai, tapi masalahnya dia juga udah terlanjut janji buat ngemsi di camp gerejanya. Rasanya mampet banget. Kalo dateng camp gereja, dia bisa nepatin janji ngemsi dan camp bareng si gebetan, tapi dia nggak dapet nilai agama dong. Sedangkan kalo dia dateng camp sekolah, janjinya gimana? Dan kapan lagi bisa camp sama si gebetan?


Dari dua kasus ini bisa ditarik sebuah kesamaan, dimana realita yang terjadi selalu tidak sejalan dengan harapan karena sebuah faktor eksternal. Sepertinya kita sudah usaha setengah mati untuk mendapatkan sesuatu, tapi ujung-ujungnya perjuangan itu sia-sia karena halangan dari luar, seperti di kasus 1. Bisa juga kita memang nggak terlalu usaha. Awalnya dunia seperti memberikan sebuah jalan untuk kita berdua tapi ternyata tiba-tiba hari itu nggak dimungkinkan untuk kita berdua ketemu. Sebel banget kan? Rasanya seperti di-PHP-in dunia.

Kalo kata mereka yang sudah lebih lama hidup dari kita, dunia memang seperti itu. Semuanya nggak pernah berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Pingin banget kan rasanya lempar LCD atau lempar HP?

Kenapa, Tuhan?!

Pingin banget kan rasanya naik ke atap gedung tertinggi di Malang, Bandung, Surabaya atau di manapun dan neriakin kata-kata keramat ini? Kenapa?! Kenapa kok Tuhan tega ngasih kita masalah kayak gini?! Kenapa Tuhan nggak berbuat apa-apa?! Tuhan kan punya kuasa! Please, deh! Aku sudah lelah, Tuhan. Capek aku hidup kayak gini terus. Mumpung udah di atap gedung, aku tak sekalian lompat ae wes Tuhan. Biar selesai semua masalah.

Eh jangan lompat dulu!! Tunggu! Inget tuh DP BBM di atas!

Inget, jangan bilang ke Tuhan kalo kita punya masalah besar. Bilang ke masalah kita, aku punya Tuhan yang besar!

Aku udah cerita di awal kalo dua kasus itu berdasarkan kisah nyata. Aku nggak tahu gimana yang terjadi kemudian sama anak di kasus pertama, tapi si anak di kasus kedua kelihatannya juga pernah tahu DP itu dan dia cerita kalau setelah kejadian jam 3 pagi itu dia bilang kurang lebih kayak gini ke Tuhan:

"Oke Tuhan. Aku percaya kalo Tuhan memang lebih hebat dari masalah, meskipun kelihatannya di masalah ini aku nggak punya pilihan. Tolong beri aku jalan. Gimana supaya aku tetep bisa ngemsi dan camp bareng si gebetan tapi tetep dapet nilai agama?"

Siangnya, di sekolah dia tiba-tiba ketemu sama kakak kelasnya yang sama-sama anak Kristen yang udah pernah ikut camp. Langsung si anak ini curhat ke kakak itu dan si kakak menawarkan buat nemenin pergi menghadap guru agama untuk negosiasi. Awalnya si anak ini ragu-ragu karena dia takut jangan-jangan si Guru Agama bakal bilang, "Ya itu konsekuensinya karena kamu tidak ikut camp. Jadi, kamu harus membuat makalah bla bla bla..."
Oh man.

Keesokan harinya, setelah berhasil diyakinkan sama si kakak, mereka bersama dua anak lagi yang juga sama-sama nggak bisa karena mereka juga mengikuti camp di gereja mereka masing-masing menghadap guru agama. Mereka bertiga cerita ke guru agama gimana situasi yang mereka hadapi. Guru agama tersebut lalu mulai mempertimbangkan keadaan mereka dan hasilnya.....di luar dugaan.

Guru agama tersebut dengan suara lembut berkata, "Ya sudah, nggak apa-apa karena kalian sudah terlanjur mendaftar di camp gereja kalian. Jadi kalian buat saja laporan dari camp yang kalian ikuti, nanti kalian kumpulkan sebagai ganti laporan camp sekolah."

Yess...berhasil deh dapat nilai agama tapi juga bisa ngemsi dan camp bareng si gebetan! Yeeyyy tepuk tangannnn ~ *eaa mulai rusuh*

Jadi inti dari cerita ini, DP BBM itu benar. Tuhan lebih besar dari masalah kita. Dan malah dari cerita ini bisa kita tarik sebuah kesimpulan kalau Tuhan 'sengaja' memberikan masalah itu pada kita agar kita bisa tahu betapa besarnya Tuhan dan bagaimana Dia menyelesaikan masalah sebesar apapun dengan cara yang kita sendiri nggak bisa bayangkan. Jujur aku personally nggak begitu setuju sama ungkapan, "Tuhan tidak pernah memberikan masalah yang lebih besar dari kemampuan kita." karena menurut pendapatku, manusia itu sebenarnya nggak bisa melakukan apapun kalau nggak ada Tuhan. Justru saat kita punya masalah, Tuhanlah yang sebenarnya turun tangan dan menyelesaikannya, bukan kita. Syaratnya cuma satu, ingat Tuhan! So, stop saying, "dear God, I have a big problem", say, "DEAR PROBLEM, I HAVE A BIG GOD!"
Amen.

-Yosi Lau
PS: maaf buat yang merasa kisahnya aku pinjem di sini tanpa ijin :) maksudnya baik kok kak wkwkw

Minggu, 05 Oktober 2014

Mikrolet, Tempat Sampah, dan Hal-hal Nun Penting Lainnya

Ini kisah seorang anak kecil kelahiran tahun twenty-o-one (maksudnya 2001). It may sounds cliche, tapi semoga berguna #ea

Beberapa hari yang lalu, sekolahku libur tengah semester. Awalnya sih udah seneng-seneng bagai orang yang dapet makan setelah berbulan-bulan kelaparan. Tapi, bukan anak kelas IX namanya kalo gak ada kerkel (a.k.a. kerja kelompok) selama liburan berlangsung. PR berjubel yang menumpuk (udah berjubel, numpuk lagi), plus ulangan yang menanti sambil melambaikan tangan dari hari-hari di depan turut melengkapi liburan kali ini. Emang ya, anak sekolah jaman sekarang itu sara pake banget. Pantesan banyak yang ngeluh soal K-13. (eh, aku belom dapet deng).

Kembali ke konteks, hari itu aku ada jadwal kerja kelompok di sekolah. Berhubung itu hari libur, anter jemput yang biasanya nganterin pulang pergi (atau pergi pulang, ya?) dari dan ke sekolah ikutan libur. Karena gak ada yang bisa nganter lagi, aku memutuskan buat ngambil mikrolet (kerennya sih, angkot) buat ke sekolah. Kenapa gak nelpon taksi aja? Soalnya taksi di sekitar kompleks rumahku itu php. Baru bakal dateng setelah 15-25 menitan menunggu. 

Singkat cerita, ternyata si mikrolet udah nungguin di pertigaan jalan. Ya, refleks, aku langsung lompat lah ya ke dalem. (Sebenernya gak lompat juga seh, cuma biar keren aja). Nah, di sinilah menariknya.

*jeng jeng* (kata Ko Jer, post yang baik harus pake sound effect)

Awalnya, mikrolet ini berasa biasa aja. Tapi setelah dirasa-rasa kok makin manis ya? (eh salah. itu kan nasi kalo di dalem mulut). 

Awalnya mikrolet ini berasa biasa aja. Emang sih, pas itu yg ada di pikiranku cuma "bagaimana bisa sampai ke sekolah dan gak bikin mangkel arek arek" (ceritanya, aku telat). Tapi, karena si bapak yang duduk di belakang setir sering banget mberhentiin mikroletnya di tengah jalan, jadilah aku merhatiin sekitar. Ada beberapa hal yang aku temuin waktu mengobservasi (cielah).

Ada satu hal yang paling aku inget tentang mikrolet itu. Berhubung waktu itu penumpangnya cuma aku, aku bisa memperhatikan dengan leluasa tentang objek-objek mungil (eh gak juga) yang tersebar di beberapa sudut mikrolet. Sebut aja tempat tisu (yang mungkin awalnya ada isinya) dan tempat sampah di pojok belakang tempat duduk seperti yang terlampir pada foto di bawah. Juga ada beberapa tempat tisu lain tersebar di sekitar kursi pengemudi, dan satu ... entahlah ... mungkin pemadam api (?) (aku gak yakin), yang terletak tepat di belakang pintu mikrolet yang membuka lebar menuju maut (eh lebay). Hal ini kelihatan kontras banget, apalagi kalo dibandingin sama interior mikrolet itu yang kursinya "telanjang" dan keliatan dagingnya, besi-besi yang catnya mengelupas di sana-sini, dan karat yang tersebar di mana-mana. Mungkin ini salah satu angkot yang sempat menjadi headline news di R*dar Mal*ng, di mana dalam berita itu tertulis ratusan angkot di Kota Malang ini sudah "tidak layak pakai" namun tetap dipergunakan sebagai salah satu transportasi andalan warga. 


Sekilas, mungkin kita berpikir, kok si pak e ini gak bondo (baca: pelit) yo.Tapi coba kita renungkan kembali. Si bapak ini sudah berusaha lho teman-teman. Lha kok bisa? iya, kita bisa liat di "persediaan" yang ada di mikrolet miliknya tersebut. Mungkin bagi kita, harga mengganti cat atau bahkan mengganti kulit pada kursi-kursi mikrolet itu gak seberapa. Tapi, mungkin bagi mereka, itu adalah hal yang harus dicapai dengan menyisihkan beberapa uang mereka. Tapi, at least , kita lihat lah bagaimana pak e ini ngliat kekurangan dia sendiri dan mencoba mencari hal lain untuk meningkatkan mutu dan kualitas mikroletnya. Gak gampang lho introspeksi diri sendiri itu. Apalagi si bapak berhasil menemukan cara untuk meningkatkan mutu mikroletnya dengan cara yang anti mainstream, alias menjaga kebersihan dengan meletakkan tempat sampah, tempat tisu di penjuru mobilnya. Sepanjang sejarah ku, selama aku naik mikrolet, jarang-jarang ada bapak yang niat meletakkan hal itu untuk menjaga kebersihan. 

Dengan si bapak bondo untuk meletakkan hal-hal mungil di penjuru mikroletnya, dia juga secara tidak langsung berperan dalam menjaga kebersihan Kota Malang (oke, ini agak gak nyambung). Contohnya, kebanyakan penumpang di mikrolet memilih untuk membuang sampah-sampah (biasanya makanan) di jalan raya ketimbang menyimpannya untuk dibuang nanti. Dengan adanya tempat sampah, hal ini paling tidak bisa lebih terminimalisir.

Dari cerita si bapak di atas, kita bisa belajar satu hal. Kadang kita merasa kita gak hebat dalam suatu hal. Dalam kasus yang di atas, kita melihat hal ini sebagai kekurangan dana sang bapak dalam membenahi mikroletnya. Si bapak masih berinisiatif mencari cara agar kekurangan tadi tidak menjadi kekurangan yang menjadi-jadi. Di balik kekurangan itu, si bapak masih bisa membeli tempat sampah, atau tempat tisu kecil-kecilan. Si bapak tahu (bukan tempe) kalau penumpangnya kerap kali membuang sampah sembarangan di jalan raya. Atau, kalau dalam konteks problema kehidupan kita sehari-hari, "inisiatif" bapak tadi adalah kelebihan yang bisa kita cari di balik kekurangan kita. Kalau kita gak hebat di bidang A, kita mungkin hebat di bidang B. Inget, Tuhan memberi kita masing-masing talenta. Kalau kita gak berhasil menemukan, apa gak sia-sia? Lagian, kalau kita hidup dalam kekurangan terus, apa itu gak enak dilihat? Kalau kita sudah menemukan kelebihan kita masing-masing, lambat laun tapi pasti, orang tidak akan memandang kekurangan kita lagi sebagai sesuatu yang benar-benar menonjol dalam kehidupan kita.

P.S.: Post ini agak telat, mohon dimaafkan.
P.P.S. : next target: Ko Vincent, haha goodluck
P.P.P.S : tulisan di atas hanya berdasarkan pada observasi dan opini dangkal semata.
P.P.P.P.S: bapaknya juga pasang banyak stiker di mikroletnya. tulisannya beragam. yang paling menarik perhatian saya adalah "Jangan merokok." soalnya, biasanya di mikrolet-mikrolet kan banyak orang-orang merokok yang gak liat kanan-kiri penumpangnya (kadang ada anak kecil, atau ibu hamil, tetep aja ngrokok, duh). sayangnya, gak sempet kefoto soalnya keburu ada penumpang lain.

sekian.

-NTB