Selasa, 25 November 2014

Pembinaan Pelayan (1)

Tulisan berikut "setengahnya" laporan dari kegiatan pembinaan buat anak" remaja Tumapel yang, kebetulan (karena memang ada sedikit issue mengenai tanggal dan pembicara) diadakan di Asrama SInar Kasih pada tanggal 8 november 2014.

Pertama-tama, maaf karena baru sekarang ada laporannya.
Kedua-dua, maaf juga karena sudah lama, jadi ada yang mungkin lupa ditulis
Ketiga-tiga, kalau ada yang lupa, akan saya tambah"in sendiri, sejauh pengetahuan saya tentang pelayanan - jadi kalau yang hadir pada kegiatan tsb merasa ada hal yang tidak dibahas kemarin tapi tertulis disini... ya itu... maafkanlah.
Keempatnya, saya mencatat waktu kegiatan itu, tapi sedikit sekali... so, sorry lagi.
Kelima, maaf ga ada gambarnya. Please enjoy this plain format.
Keenam, saya ingatkan bahwa mengenai pelayanan - tulisan berikut ini masih sebagian kecil saja.
bagi yang terbeban, seiring dengan usia, silahkan mendalami dan mencari tahu lebih lanjut mengenai dunia pelayanan.

OKe, o... hiya.... pembinaan ini diajarkan oleh Mr.Richard Awuy... beliau adalah instruktur musik (koor), lebih tepatnya adalah pelatih vokal yang sudah mempunyai banyak jam terbang dan sering dipanggil untuk mengajar di banyak tempat, termasuk di luar negeri. Sekarang dia lagi menempuh study di SAAT-MALANG... so, yeah... ini termasuk orang "penting" (terkenal di bidangnya)....
[ penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam informasi mengenai pembicaranya, If u know that he is not... please do comment below and we will fix it ]

Oke (lagi).... pertama" kita disodori dengan arti kata ibadah.
Apa itu ibadah? yaitu bertemu dengan Tuhan.
Mr.R nanya : Manusia hidup untuk apa ?
Jawabnya : untuk kesenangan Allah.

Pembinaan kali ini berfokus pada membina calon liturgos dan calon WL (worship leader, itu yang nyanyi didepan yang supposedly membimbing jemaat lagunya seperti apa dan gimana cara nyanyinya)

Alright, this is important and serious :

Apakah tugas Liturgos dan WL ? Membimbing orang yang pengen ketemu Tuhan.
Dibimbing gimana? semacam digiring untuk mempersiapkan sikap, dan hati untuk  mengikuti ibadah, yang kita yakini para jemaat ini ingin bertemu dengan Tuhan.
Untuk lebih jelasnya (penulis kasih contoh sendiri berdasar pengamatan) :

- Selamat pagi TEMAN" ... PAGIIII.... MARI KITA MENGAMBIL WAKTU SEJENAK UNTUK BERSAAT TEDUH.

... jadi, jika Liturgos semangat untuk menyapa... jemaat yang tadinya ngantuk, jadi sadar. Lalu baru 1 detik sadar, disuruh BERSAAT TEDUH yang notabene = relax. Tentunya ga seberapa nyaman kan digituin? Itulah fungsi dari Liturgos (atau MC) - harus bisa "manage" jemaat. Karena, ketika Liturgos berdiri di depan, mau orang itu PD atau gak PD, dia sudah diberi otoritas untuk memimpin ibadah ini.

- contoh lain : Liturgos OK, sehabis menyapa lalu mengajak ngobrol sebentar mengenai tema atau apa, dan mengajak bersaat teduh dengan baik. Baiklah teman" kita mulai ibadah kita hari ini dengan menyanyikan lagu KJ ....., dengan judul ......
And then, pemusiknya ga bisa.... and then.... WLnya juga ga kedengaran suaranya....
Jadi, dari liturgos bagus, dari pemusik kurang, dan WL juga kurang.... sehingga jemaat yang mau digiring untuk beribadah jadi bertanya"... kok begini, ada apa? padahal seharusnya, mereka memulai ibadah dengan menyanyikan lagu yang ceria, sukacita karena bisa hadir untuk menyenangkan Tuhan. (don't judge book by it's cover, tapi tetep aja, mulainya ga enak, sehingga agak susah buat mengembalikan mood ke semula)

SAtu hal yang perlu diingat :  WL dan Pemusik atau Liturgos tidak dapat membimbing jemaat untuk berjumpa dengan Kristus, jika mereka sendiri tidak pernah berjumpa dengan Kristus....
-- maksudnya, secara logika, bagaimanakah orang buta menuntun orang buta?

Selanjutnya Mr.R membahas mengenai perbedaan ibadah dan gaya ibadah. ( mengenai musik di kebaktian memakai FULL BAND, atau cuma gitar dan piano ) dll.. yang tidak akan saya tulis disini.

Yang perlu digarisbawahi dari pembicaraan beliau, bahwa :

IBADAH ITU BUKAN UNTUK KEPENTINGAN KITA, TAPI UNTUK KEPENTINGAN ALLAH.
IBADAH ITU BUKAN SEBAGIAN DARI HIDUP KITA, TAPI SELURUH.

SEHARI" KITA MAKAN, TIDUR, MANDI, BELAJAR, DI SEKOLAH, DLL ITU untuk TUHAN.

Pelayan Tuhan yang belum mengerti mengenai hal ini, akan kesulitan membawa ibadah.
Karena akan lebih berfokus mengenai apa yang akan diucapkan, bagaimana jika saya salah ucap, bagaimana jika jerawat saya diamati, dll.... yang artinya : MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI.
Jadi, sebagai pelayan.. kita harus berfokus kepada kepentingan Tuhan.

===================================================================
Sesi 2:

Pertama :
Jika ibadah kita salah, akibatnya spiritual tidak bertumbuh.
Gimana caranya supaya bisa bertumbuh?
Sebagai Liturgos,Pemusik,WL, kita harus membawa jemaat bertemu Allah, agar bisa berkomunikasi dengan Allah.
Selain dari kotbah / Alkitab, kita bisa bertumbuh dan berkomunikasi dengan Tuhan, mendengar jawaban Tuhan melalui lagu, dari syairnya....

Jemaat yang BENAR" menghayati syair dan musik dari lagu tersebut,  bisa merasa... AWAWAW... inilah jawaban dari pergumulanku. Atau sewaktu lagu pengakuan dosa, jemaat bisa saja menangis membaca syair - karena merasa bersalah dan berbuat dosa.

Caranya gimana sih AMPLIFY jemaat untuk komunikasi dengan Tuhan?
Contoh : Sebagai Liturgos, bisa mengarahkan jemaat untuk menyanyikan sekali lagi refrein, jika di refrein ada kata" yang penting untuk disampaikan kepada jemaat.
Atau sebelum memulai lagu, Liturgos bisa menyampaikan terlebih dahulu - lagu itu tentang apa...
Bisa juga, Liturgos meminta pemusik untuk berhenti bermain, untuk memperoleh MOOD atau suasana yang lebih khidmat... atau sebaliknya.

Nah, sebagai pemusik gimana? Pemusik jangan main sendiri, maksudnya... meskipun musik itu penting dalam ibadah, tetapi pemusik juga harus tahu suasana, tahu lirik lagu, tahu musiknya itu bagaimana sebaiknya dimainkan.

Apakah cocok lagu pengakuan dosa diberi irama yang cepat? 
atau diberi volume yang keras?... 

kita harus peka, baik terhadap suasana, terhadap WL, maupun instruksi dari Liturgos.
Maka dari itu WL dan pemusik, harus benar" menguasai alat musik... dan mempunyai kekayaan referensi dalam bidang musik termasuk teknik vokal, teknik petik, teknik penjarian, dll.

Seseorang pergi ke gereja BUKAN cuma badan saja, tetapi juga membawa ROH.
Apakah Tuhan perlu uang persembahan darimu? Apakah Tuhan perlu suaramu yang merdu itu?
Tuhan melihat hati, melihat jiwa kamu... apakah sudah betul atau belum. Apakah kamu tulus atau mau pamer?


Kedua,
Bagaimana ibadah kita dapat sampai kepada Allah ?

- Berlatih dengan sungguh"  
Misalkan sebagai pemain gitar : hanya mempunyai keinginan bermain gitar saja, tidak ada kecintaan terhadap alat musik itu, otomatis dia akan jarang berlatih sehingga permainannya tidak akan sempurna. Bandingkan dengan orang yang cinta terhadap gitar, setiap hari sepulang sekolah mengambil gitarnya dan bermain gitar, berlatih setiap hari sampai mencapai kesempurnaan. Manakah yang kira" lebih LAYAK untuk melayani jemaat ? Jadi kesimpulannya, semua dimulai dari HATI.

- Persiapan     
Sebagai liturgos, pemusik, WL, harus latihan sebelum BOLEH tugas di kebaktian. Mengapa latihan ?
a. Karena dengan latihan kalian lebih percaya diri, tahu persis apa yang kita lakukan.
b. Agar tidak mengganggu jemaat berkonsentrasi ketika berkomunikasi dengan Tuhan.
Contoh : Pemusik dan WL mendapat 1 lagu baru, yang belum pernah dinyanyikan atau didengar. Apakah 1 kali latihan hari jumat selama 1 jam cukup ? Penulis berani mengatakan, TIDAK cukup. Karena besok kalian sudah lupa bagaimana bunyi lagu itu.
Alangkah baiknya, jika pemusik dan WL dapat membaca not lagu. Sehingga latihan hari jumat, untuk sinkronisasi dengan Liturgos, dan hari Sabtu, kalian berlatih sendiri di rumah, Hari minggu, kalian siap.

Satu hal yang sering saya amati, ketika ada pemusik atau WL yang berimprovisasi dengan TUGASnya, menjadi bagus jika mereka janjian terlebih dahulu, menjadi kacau jika ternyata improvisasi itu dilakukan berdasarkan MOOD dari salah satu petugas pelayanan. Padahal, ketiga PETUGAS ini, WL, Liturgos dan pemusik, adalah satu paket, jika salah satu "keluar" dari standar, seluruh tim jadi bingung.

- Sikap Beribadah   
Baik petugas maupun jemaat, jika beribadah tidak dari hati maka tidak ada pertumbuhan disana.

Maksudnya bagaimana ?
Menyanyikan lagu bersyukur, apakah benar - kalian ini bersyukur atau cuma mengatakan syukur tetapi wajahnya sedih gara" mendapat raport merah semua?
Ada juga yang datang ke gereja karena ingin nampang, atau ingin bertemu teman, atau karena diancam orangtua. Apakah tidak boleh? Boleh saja, bagus kalian ke gereja, meskipun mempunyai motivasi yang salah. Justru banyak orang yang merasa berdosa datang ke gereja. Jika merasa suci, malah lebih parah, dan dirumah saja.
Ada lagi yang jemaat datang ke gereja bukannya dengar kotbah tapi malah selfie dan main hape. Tapi mereka ini setia datang ke gereja, which is good - at least.... jika kamu seperti ini, paling tidak kalian jangan mengganggu jemaat lain yang bertujuan untuk sungguh" mengikuti ibadah dan sungguh" ingin mendengar kotbah... jangan diajakin ngobrol melulu.

Saran dari penulis, selagi di gereja - sewaktu beribadah, rubahlah hati untuk fokus kepada Tuhan. Merubah hati hanya perlu 1 detik, dan tidak perlu repot pakai transport karena hati itu tuh adanya "disini".

Sebenarnya penulis ingin menuliskan tambahan, tapi mungkin lain kali saja. Supaya yang ini dapat dibaca dan dipelajari lebih dahulu.

PS :   Pembahasan disini akan terdengar ALOT dan BERAT, menuntut kesempurnaan dan pengorbanan waktu.... tetapi jangan berkecil hati, karena tulisan ini mengatakan sesuatu yang TERBAIK untuk dilakukan, karena kita tahu bahwa yang kita muliakan adalah TUHAN yang MAHA BAIK. Jika kalian belum MAMPU untuk melakukan semua itu dengan baik, marilah kita bersama mencoba lagi dan lagi dan lagi. Kalian masih remaja, masih LEGAL untuk berbuat kesalahan. Buatlah kesalahan"mu di masa remaja ini, jangan nanti setelah dewasa - karena akan tambah malu....   :P

#5




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar