Minggu, 23 November 2014

Wawancara dengan Ce Lulu :)

sesuai janji di grape , kalo interview full bakal aku posting di blog. So inilah interview antara aku dan ce Lulu . Enjoy :)

Nama Lengkap                        : Stefannie Lulu Tanamas
Tempat, Tanggal Lahir             : Jakarta, 17 Januari 1993
Hobi                                       : Melakukan research, nonton film, bernyanyi, diskusi semi
curhat :p, dan lain-lain, dan lain-lain.. wkwkwk..

1.      Mengapa ce Lulu memilih langsung mengambil jurusan teologi di SAAT selepas dari SMA?
Jadi cerita singkatnya aku memang sudah punya keinginan yang sangat besar untuk mau jadi seorang hamba Tuhan sejak aku masih kecil, kira-kira sejak umur 4 tahun! Hehehe. Dulu tuh kalau papa, mama, om, tante, guru di sekolah, guru Sekolah Minggu, temennya papa mama, atau siapa saja bertanya “Kalau sudah besar nanti Lulu mau jadi apa?”, Lulu kecil pasti akan segera menjawab dengan begitu antusias + polosnya, “Lulu mau jadi pendeta!” (tanpa benar-benar mengerti apa peran serta tanggung jawab menjadi seorang pendeta tersebut.Hihihihi). Tapi entah mengapa seruan cita-cita polos dari seorang anak kecil itu nyatanya tidak dibiarkan berlalu begitu saja oleh Tuhan, Allah yang mencipta dan merancangkan diriku. Sampai aku besar, cita-cita polos untuk mau menjadi seorang hamba Tuhan itu terus bergejolak dipelihara oleh Tuhan di dalam hatiku. Setelah sekian lama aku berdoa dan menggumulkannya, aku pun mendaftarkan diri ke Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT). Proses ujian di SAAT memakan suatu rangkaian perjalanan yang tidak mudah. Tetapi di dalam masa-masa itu aku menjadi lebih serius lagi menggumulkan tentang panggilan menjadi seorang hamba Tuhan full timer. Pada suatu malam ketika aku berdiskusi dengan mama mengenai keinginanku untuk masuk sekolah teologi, ia pun berkata bahwa sebenarnya ia memang pernah berdoa untuk hal itu.
Flashback…
Aku lahir dalam keadaan prematur 7 bulan. Tubuhku begitu kecil, hanya 1.7 kg. Karena prematur, tubuhku kurang sehat dan sering kali aku juga ditemukan membiru karena tidak bernafas. Keadaan ku sungguh mengkhawatirkan. Sampai pada suatu malam, keadaan ku benar-benar kritis. Orang tua ku hanya dapat melihat diriku dari balik kaca ruang perawatan bayi. Aku berada di dalam incubator dengan tubuh kecil yang dipenuhi dengan infus dan kabel-kabel yang membantuku tetap bertahan hidup. Orang tua ku sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa, tetapi malam itu mereka melakukan apa yang masih bisa mereka lakukan yaitu berdoa. Di balik kaca itu pun, mama berucap doa, “Ya Tuhan kalau Engkau ijinkan anak ini bertahan dan hidup, biarlah hidupnya dipakai bagi-Mu.” Dan itulah yang ku rasa telah menyokong hidupku sejauh ini dan bahkan menyuplai setiap nafas dalam diriku, hanya Allah dan anugerah-Nya semata. J
Malam itu aku menangis, entah terharu atau terlalu speechless akan keajaiban Tuhan pada diriku yang tidak layak ini, tapi kisah sederhana itu semakin menguatkan aku untuk benar-benar mengambil langkah menyerahkan diri sepenuh waktu untuk hidup melayani Allah Sang Pencipta segala sesuatu itu, sekalipun mungkin aku masih cukup muda hehehe. Segala proses pun ku tempuh bersama dengan penyertaan Allah yang telah memanggil ku itu, sampai pada akhirnya aku pun diterima menempuh pendidikan di SAAT dan terus menempuh pendidikan serta pembentukkan yang tidak mudah itu sampai pada hari ini. Keep praying for me! Thanks :Di bertahan dan hidup, biarlah hidupnya dipakai bagi-Mu."ayank kaca itu pun, mama berucap, "

2.      Apa arti pelayanan itu harus panggilan dan dari hati. Sharingin dong pengalamannya.
Menurutku pelayanan itu memang harus dimulai dari hati dan dikuatkan melalui panggilan yang melatarbelakanginya. Aku ga bisa membayangkan kalau seseorang itu melayani secara full timer tetapi pelayanannya didorong atas dasar keharusan ataupun tuntutan, rasanya pasti akan sangat tersiksa dan penuh tekanan. Jujur saja, pengalaman melayani itu bagiku tidak semudah ataupun semulus yang sering kali aku bayangkan ketika aku masih menjadi jemaat awam dahulu. Dulu aku berpikir betapa bahagianya bila bisa menjadi seorang hamba Tuhan, hidup bagaikan malaikat yang selalu tersenyum tampak tak ada masalah. Setiap hari Minggu sudah siap di depan pintu gereja dengan setelan rapih jasnya, memberikan sambutan hangat kepada setiap jemaat yang datang. Namun, siapa yang tahu di balik pesona setelan jas hitam itu ada setumpuk beban dan pergumulan yang sedang ia pikul, entah seorang diri ataupun bersama dengan keluarganya. Ya, menjadi hamba Tuhan memang tidak mudah. Di balik segala pergumulan dirinya, ia juga harus memberi dirinya sendiri untuk jemaat yang dilayaninya. Dan di tengah keadaan seperti itulah, panggilan dan ketulusan hati untuk melayani sungguh-sungguh diperlukan. Kedua hal itu yang akan menjadi kekuatan dan semangat untuk tetap bertahan sekalipun berada di tengah kesulitan.

3.      Kesan pertama dan kesan selama di GKI Tumapel?
Kesan pertama dan kesan selama di GKI Tumapel puji Tuhan masih sama alias konsisten meskipun sudah teruji waktu :p .. Khususnya anak-anak KR Tumapel, bagiku secara pribadi kalian adalah anak-anak yang sangat baikkkkkk sekali.. Aku senang bisa mengenal dan bergabung di antara kalian .Di balik tawa canda kalian, semangat kalian, ataupun di balik kegalauan kalian, aku dapat merasakan kebersamaan atau lebih spesifiknya nilai persahabatan yang murni.. Dan aku rindu kebersamaan kalian di Komisi Remaja ini boleh menjadi salah satu harta kalian ketika beranjak semakin dewasa dan semakin banyak menghadapi tantangan dunia di tengah zaman sekarang ini.. Semoga KR bisa menjadi salah satu wadah di mana kalian yang masih muda ini bisa bertumbuh di dalam Tuhan dan saling mempertajam diri (Ams. 27:17).. By the way, aku juga merasakan adanya potensi-potensi besar dari anak-anak KR Tumapel, dan semoga kalau sudah berhasil tetap menjadi anak-anak yang hidup takut akan Tuhan dan ingat kakak pembina KR nya :p

4.      Ce Lulu sering bosen g sih di SAAT?
Hidup menjadi salah satu penduduk dari asrama SAAT yang jam keluar untuk menikmati hingar-bingarnya kehidupan itu sangat dan super terbatas jujur tidak mudah. Di SAAT semuanya diatur dengan jadwal yang ketat, kapan waktu tidur, kapan waktu bangun, berapa lama waktu mandi, berapa lama waktu belajar, dan lain sebagainya. Kalau ditanya bosan atau tidak, jujur aku harus mengakui bahwa ada kalanya aku merasa bosan apalagi kalau rutinitas itu benar-benar sudah terasa membebani kepenatanku dengan tumpukan-tumpukan tugas. tapi aku punya beberapa tips and trick (kalau mau dikatakan begitu) yang cukup jitu untuk diterapkan bagi diriku sendiri. Pertama, aku mengenal dan mencoba mengevaluasi diriku sendiri yaitu untuk mengenal situasi dan kondisi yang seperti apa yang akan membuat aku merasa bosan. Lalu berikutnya, aku juga mengamati hal apa yang aku sukai ketika si bosan itu datang dan melanda hidupku. Sejauh ini sih, aku akan mengambil waktu sendiri alias me time ketika bosan itu melanda, dan di waktu itu aku akan melakukan hal apa saja yang aku sukai seperti membaca buku ataupun pergi sendiri dan lain sebagainya.. Yah mungkin aku belum terlalu pakar juga di dalam management kebosanan ini.. Tapi semoga sedikit tips tentang mengenal diri sendiri dapat membantu teman-teman sekalian yang sedang dilanda kebosanan ini.. Kalau ada yang mau curhat atau bertanya lebih spesifik mungkin bisa contact aku secara langsung.. :D

5.      Dan, ini adalah Pesan buat kita sebagai anak KR

Sekalipun masih muda, tapi “jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (I Timotius  4:12)! Tetap semangat! Semakin kenal diri dan kenal Tuhan, bertumbuh semakin mengasihi Tuhan dan sesama :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar