Nama Lengkap :
Stefannie Lulu Tanamas
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Januari 1993
Hobi : Melakukan research, nonton film, bernyanyi, diskusi semi
curhat :p, dan lain-lain, dan
lain-lain.. wkwkwk..
1.
Mengapa ce Lulu memilih langsung mengambil jurusan
teologi di SAAT selepas dari SMA?
Jadi cerita singkatnya aku
memang sudah punya keinginan yang sangat
besar untuk mau jadi seorang hamba Tuhan sejak aku masih kecil, kira-kira
sejak umur 4 tahun! Hehehe. Dulu tuh kalau papa, mama, om, tante, guru di sekolah,
guru Sekolah Minggu, temennya papa mama, atau siapa saja bertanya “Kalau sudah
besar nanti Lulu mau jadi apa?”, Lulu kecil pasti akan segera menjawab dengan
begitu antusias + polosnya, “Lulu mau jadi pendeta!” (tanpa benar-benar
mengerti apa peran serta tanggung jawab menjadi seorang pendeta tersebut.Hihihihi).
Tapi entah mengapa seruan cita-cita polos dari seorang anak kecil itu nyatanya
tidak dibiarkan berlalu begitu saja oleh Tuhan, Allah yang mencipta dan
merancangkan diriku. Sampai aku besar, cita-cita polos untuk mau menjadi
seorang hamba Tuhan itu terus bergejolak dipelihara oleh Tuhan di dalam hatiku.
Setelah sekian lama aku berdoa dan menggumulkannya, aku pun mendaftarkan diri
ke Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT). Proses ujian di SAAT memakan suatu
rangkaian perjalanan yang tidak mudah. Tetapi di dalam masa-masa itu aku
menjadi lebih serius lagi menggumulkan tentang panggilan menjadi seorang hamba
Tuhan full timer. Pada suatu malam
ketika aku berdiskusi dengan mama mengenai keinginanku untuk masuk sekolah
teologi, ia pun berkata bahwa sebenarnya ia memang pernah berdoa untuk hal itu.
Flashback…
Aku lahir dalam keadaan prematur 7 bulan. Tubuhku
begitu kecil, hanya 1.7 kg. Karena prematur, tubuhku kurang sehat dan sering
kali aku juga ditemukan membiru karena tidak bernafas. Keadaan ku sungguh
mengkhawatirkan. Sampai pada suatu malam, keadaan ku benar-benar kritis. Orang
tua ku hanya dapat melihat diriku dari balik kaca ruang perawatan bayi. Aku
berada di dalam incubator dengan tubuh kecil yang dipenuhi dengan infus dan
kabel-kabel yang membantuku tetap bertahan hidup. Orang tua ku sudah tidak tahu
lagi harus berbuat apa, tetapi malam itu mereka melakukan apa yang masih bisa
mereka lakukan yaitu berdoa. Di balik kaca itu pun, mama berucap doa, “Ya Tuhan kalau Engkau ijinkan anak ini
bertahan dan hidup, biarlah hidupnya dipakai bagi-Mu.” Dan itulah yang ku
rasa telah menyokong hidupku sejauh ini dan bahkan menyuplai setiap nafas dalam
diriku, hanya Allah dan anugerah-Nya semata. J
Malam itu aku menangis, entah terharu atau terlalu speechless akan keajaiban Tuhan pada
diriku yang tidak layak ini, tapi kisah sederhana itu semakin menguatkan aku
untuk benar-benar mengambil langkah menyerahkan diri sepenuh waktu untuk hidup
melayani Allah Sang Pencipta segala sesuatu itu, sekalipun mungkin aku masih
cukup muda hehehe. Segala proses pun ku tempuh bersama dengan penyertaan Allah
yang telah memanggil ku itu, sampai pada akhirnya aku pun diterima menempuh
pendidikan di SAAT dan terus menempuh pendidikan serta pembentukkan yang tidak
mudah itu sampai pada hari ini. Keep
praying for me! Thanks :D
2.
Apa arti pelayanan itu harus panggilan dan dari hati.
Sharingin dong pengalamannya.
Menurutku pelayanan itu memang harus dimulai dari hati
dan dikuatkan melalui panggilan yang melatarbelakanginya. Aku ga bisa membayangkan kalau seseorang itu
melayani secara full timer tetapi
pelayanannya didorong atas dasar keharusan ataupun tuntutan, rasanya pasti akan
sangat tersiksa dan penuh tekanan. Jujur saja, pengalaman melayani itu bagiku tidak
semudah ataupun semulus yang sering kali aku bayangkan ketika aku masih menjadi
jemaat awam dahulu. Dulu aku berpikir betapa bahagianya bila bisa menjadi
seorang hamba Tuhan, hidup bagaikan malaikat yang selalu tersenyum tampak tak
ada masalah. Setiap hari Minggu sudah siap di depan pintu gereja dengan setelan
rapih jasnya, memberikan sambutan hangat kepada setiap jemaat yang datang.
Namun, siapa yang tahu di balik pesona setelan jas hitam itu ada setumpuk beban
dan pergumulan yang sedang ia pikul, entah seorang diri ataupun bersama dengan
keluarganya. Ya, menjadi hamba Tuhan memang tidak mudah. Di balik segala pergumulan dirinya, ia juga harus memberi dirinya sendiri
untuk jemaat yang dilayaninya. Dan
di tengah keadaan seperti itulah, panggilan dan ketulusan hati untuk melayani
sungguh-sungguh diperlukan. Kedua hal itu yang akan menjadi kekuatan dan
semangat untuk tetap bertahan sekalipun berada di tengah kesulitan.
3.
Kesan pertama dan kesan selama di GKI Tumapel?
Kesan pertama dan kesan selama di GKI Tumapel puji
Tuhan masih sama alias konsisten meskipun sudah teruji waktu :p .. Khususnya
anak-anak KR Tumapel, bagiku secara pribadi kalian adalah anak-anak yang sangat
baikkkkkk sekali.. Aku senang bisa mengenal dan bergabung di antara kalian .Di
balik tawa canda kalian, semangat kalian, ataupun di balik kegalauan kalian,
aku dapat merasakan kebersamaan atau lebih spesifiknya nilai persahabatan yang
murni.. Dan aku rindu kebersamaan kalian di Komisi Remaja ini boleh menjadi
salah satu harta kalian ketika beranjak semakin dewasa dan semakin banyak
menghadapi tantangan dunia di tengah zaman sekarang ini.. Semoga KR bisa menjadi salah satu wadah di mana kalian yang masih muda
ini bisa bertumbuh di dalam Tuhan dan saling mempertajam diri (Ams. 27:17)..
By the way, aku juga merasakan adanya
potensi-potensi besar dari anak-anak KR Tumapel, dan semoga kalau sudah berhasil tetap menjadi anak-anak yang hidup takut
akan Tuhan dan ingat kakak pembina KR nya :p
4.
Ce Lulu sering bosen g sih di SAAT?
Hidup menjadi salah satu penduduk dari asrama SAAT
yang jam keluar untuk menikmati hingar-bingarnya kehidupan itu sangat dan super
terbatas jujur tidak mudah. Di SAAT semuanya diatur dengan jadwal yang ketat,
kapan waktu tidur, kapan waktu bangun, berapa lama waktu mandi, berapa lama
waktu belajar, dan lain sebagainya. Kalau ditanya bosan atau tidak, jujur aku
harus mengakui bahwa ada kalanya aku merasa bosan apalagi kalau rutinitas itu
benar-benar sudah terasa membebani kepenatanku dengan tumpukan-tumpukan tugas.
tapi aku punya beberapa tips and trick (kalau mau dikatakan begitu) yang cukup
jitu untuk diterapkan bagi diriku sendiri. Pertama, aku mengenal dan mencoba
mengevaluasi diriku sendiri yaitu untuk mengenal situasi dan kondisi yang
seperti apa yang akan membuat aku merasa bosan. Lalu berikutnya, aku juga
mengamati hal apa yang aku sukai ketika si bosan itu datang dan melanda
hidupku. Sejauh ini sih, aku akan
mengambil waktu sendiri alias me time ketika
bosan itu melanda, dan di waktu itu aku akan melakukan hal apa saja yang aku
sukai seperti membaca buku ataupun pergi sendiri dan lain sebagainya.. Yah
mungkin aku belum terlalu pakar juga di dalam management kebosanan ini.. Tapi semoga sedikit tips tentang
mengenal diri sendiri dapat membantu teman-teman sekalian yang sedang dilanda
kebosanan ini.. Kalau ada yang mau curhat atau bertanya lebih spesifik mungkin
bisa contact aku secara langsung.. :D
5.
Dan, ini adalah Pesan buat kita sebagai anak KR
Sekalipun
masih muda, tapi “jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau
muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (I
Timotius 4:12)! Tetap semangat! Semakin kenal diri dan kenal Tuhan,
bertumbuh semakin mengasihi Tuhan dan sesama :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar